Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 24 Oktober 2013


Aku datang dengan segenggam rindu yang mebuatku begitu terbelenggu.
Aku…aku…hanyalah seorang perempuan dengan segala keterbatasan rasa. Sebut saja aku Risa. Mengenal sosokmu membuatku tahu apa artinya cinta. Cinta yang membuatku bermain – main dengan logika. Kau bangkitkan gairah jiwaku yang telah lama sirna. Kau mebuatku sungguh tergila – gila. Sampai suatu ketika, kau ingin  mengakhiri keindahan cinta dengan bencana.
Salahkah aku ketika aku berusaha menikmati cumbu rayuanmu??? Heeemmm…tidak pikirku.
Akan menjadi suatu kesalahan andaikata aku tahu siapa dirimu waktu itu. Aku tidak tahu, apa pura – pura tidak tahu??? Hahahhaha…… sudahlah….aku  memang selalu menikmati desahan demi desahan di tiap baitmu. Salahkah aku????
Pesonamu sungguh membisuku. Kharismamu membuat diriku terpaku. Satu kata yang tepat kulukiskan untukmu. Kau telah mampu membuatku jatuh ke dalam batas asaku.
Masih  jelas terasa goresan penamu di hatiku. Sungguh pintar, kau meninggalkan jejak di kalbuku. Jejak yang entah sampai kapan aku bisa menghapuskannya pun dalam ingatanku. Heemmm…. Daya tarikmu ibarat sebuah magnet bagiku.
Pernah aku berucap padamu di pagi hari. Adakah campur tangan Tuhan dalam perjalanan cinta ini???? Adakah restu Tuhan untuk nafas – nafas cinta dua insan  ini??? Ataukah setan yang berperan dalam nafsu birahi??? Aaarrgghhhhhhhh…….sudahlah…..apa yang terjadi malam ini akan menjadi rahasia kita berdua dan akan kusimpan rapi, bahkan sangat rapi.
Cinta tanpa logika. Itu istilah yang tepat untuk kita berdua. Kau dan aku pun tidak bisa menolak akan hadirnya dewi amor yang telah menancapkan panahnya.
Aku begitu tersanjung saat kau ucapkan “ Sayang, menikahlah denganku. Aku ingin memadu kasih denganmu. Aku ingin setiap saat ada bersamamu. Aku ingin bukan hanya mimpi – mimpi basah yang akan mengganggu tidurku.”
Hanya senyum simpul yang aku berikan kepadamu. Tidak kah kau berfikir sebelum berkata ??? Apa kau tidak melihat jurang yang begitu nyata di hadapan kita??? Jurang yang nantinya akan membunuhmu dalam  karma. Kau hanya memikirkan bagaimana memuaskan nafsumu dalam ikatan yang entah akan bertahan berapa lama. Yahhh…. Nafsumu yang tanpa kau sadari akan membuatmu binasa.
Hari berganti hari tanpa kita sadari. Hati kita semakin terpatri. Tiada henti kau meyakinkan diri bahwa dirikulah yang selalu ada di hati. Ringan lidahmu mengucap kata setia sehidup semati. Lincah tanganmu menggenggam jemari untuk meyakinkan, bahwa aku tidak akan terganti.
Hahahahhaha…. Memang, tidak salah kalau laki – laki seperti kau dijuluki perayu ulung. Setiap wanita pasti telah kau setubuhi dengan rayuanmu sampai membuat mereka linglung. Tapi, tidak begitu dengan aku, Bung. Kau akan sangat salah menilaiku, kalau kau anggap diriku perempuan limbung.
Lama aku bergulat dengan nalarku. Aku tidak munafik dengan perasaanku. Pertama kau jamah diriku dengan rangkaian katamu, sungguh membuat bibirku menjadi kelu. Kau berhasil membuatku terbujuk rayumu. Kau hadir tepat di saat aku butuh tempat untuk mengadu segala keluh kesahku. Kau memang pahlawan hatiku pada saat itu.
Kembali masih terngiang di telingaku saat kau ucapkan “ Menikahlah denganku, hidup berbahagialah denganku, dan aku hanya akan merenda kasih denganmu “
Hahahahaha….Lelakiku, sungguh aku sangat sayang padamu. Sungguh aku ingin menajdi belahan jiwamu. Namun, tidakkah kau perhatikan anak dan istrimu??? Bahkan cucumu??? Tidakkah kau lihat, kalau aku sebenarnya lebih pantas jadi anakmu daripada jadi kekasihmu. Tidakkah kau takut akan karma yang nantinya menjemputmu????
Biarlah rindu ini padam dengan sendirinya.
________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogroll

Most Reading